PERUBAHAN TINGKAT KESUKAAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK KEMBANG GOYANG SELAMA PENYIMPANAN

Authors

  • Dwi Nurcahyani Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Slamet Riyadi Surakarta
  • Yannie Asrie Widanti Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Slamet Riyadi Surakarta
  • Nanik Suhartatik Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Slamet Riyadi Surakarta
  • Vivi Nuraini Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Slamet Riyadi Surakarta

DOI:

https://doi.org/10.33061/jitipari.v6i2.5292

Keywords:

kembang goyang, penyimpanan, uji kesukaan

Abstract

Kembang goyang merupakan makanan tradisional Indonesia yang terbuat dari adonan kental yang dicetak menggunakan alat berbentuk bunga (kembang). Penyimpanan dalam jangka waktu yang lama akan mempengaruhi mutu sensoris. Pengujian dilakukan dengan cara kembang goyang yang dikemas dengan plastik polyetilen (PE), dilakukan penyimpanan selama 18 hari dengan suhu 25, 35, dan 45. Uji kesukaan (hedonik) dilakukan pada hari ke-0, 3, 6, 9, 12, 15, dan 18 yang dilakukan oleh 19 panelis. Parameter yang digunakan untuk pengujian berupa kerenyahan, warna, aroma dan keseluruhan, sedangkan analisis data dilakukan dengan uji anova. Berdasarkan hasil pengujian kadar air didapatkan nilai 1,57%, kadar abu 1,27%, kadar lemak 10,41%, kadar protein 5,70%, dan kadar karbohidrat 81,07%. Tingkat kesukaan kerenyahan terendah yaitu 1,87 (sangat tidak suka) pada penyimpanan hari ke-18 dengan suhu 25. Tingkat kesukaan warna terendah yaitu 1,46 (sangat tidak suka) pada penyimpanan hari ke-18 dengan suhu 45 Tingkat kesukaan aroma terendah yaitu 2,00 (tidak suka) pada hari ke-15 dengan suhu 25. Tingkat kesukaan keseluruhan terendah yaitu 1,51 (sangat tidak suka) pada hari ke-18 suhu 25. Kembang goyang sebaiknya disimpan pada suhu antara 35-45 dengan lama penyimpanan 6 hari.

References

Andayani, R. (2013). Differsivikasi tepung cassava dalam pembuatan sagon, kembang goyang, dan kecipir. Jurnal Khasanah Ilmu, IV(1), 1–9.

AOAC. (1995). Official methods of analysis of the association of analytical chemists. In Association of Official Analysis Chemists International.

Fuadah, I. E., & Anna, C. (2016). Pengaruh penambahan tepung bekatul terhadap mutu organoleptik kue kembang goyang. E-Journal Boga, 5(3), 18–26.

Hariyadi, P. (2012). Uji umur simpan yang dipercepat (accelerated shelf life test) berdasarkan model isoterm sorpsi air. Institut Pertanian Bogor, Bogor, Indonesia.

Hartatie, E. S. (2011). Kajian formulasi (bahan baku, bahan pemantap) dan metode pembuatan terhadap kualitas es krim. Jurnal Gamma, 7(1), 20–26.

Herawati, H. (2008). Penentuan umur simpan pada produk pangan. Jurnal Litbang Pertanian, 27(4), 124–130.

Kartika, B, Hastuti, P., & Supartono, W. (1988). Pedoman uji inderawi bahan pangan. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Kartika, Bambang. (1988). Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. PAU Pangan dan Gizi (PAU Pangan dan Gizi (ed.)). UGM.

Katz, E. E., & Labuza, T. . (1981). Effect of water activity on the sensori crispiness and mechanical dhefonation of food product. J. Food Science, 49 (403-408).

Lindani, A. (2016). Perbandingan Pengukuran Kadar Air Metode Moisture Analyzer dengan Metode Oven Pada Produk Biskuit Sandwich Cookies di PT Mondelez Indonesia Manufacturing [Skripsi Institut Pertanian Bogor]. https://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/86635

Noviyanti, Wahyuni, S., & Syukri, M. (2016). Analisis penilaian organoleptik cake brownies subtitusi tepung wikau maombo. Jurnal Sains Dan Teknologi Pangan, 1(1), 58–66. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.1016/S0952-1976(98)00044-X

Nugroho, A. (2007). Kajian metode penentuan umur simpan produk flat wafer dengan metode Akselerasi berdasarkan pendekatan model kadar air kritis. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Rahayu, W., & Arpah, M. (2003). Penuntun teknis: penetapan kadaluarsa produk industri kecil pangan.

Ramadhan, W. (2011). Pemanfaatan agar-agar tepung sebagai texturizer pada formulasi selai jambu biji merah (psidium guajava l.) lembaran dan pendugaan umur simpannya. (Skripsi). In Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kalautan Institut Pertanian Bogor. bogor.

Stone, H., & Joel, L. (2004). Sensory Evaluation Practices (Edisi keti). USA: Elsevier Academic Press.

Sudarmadji, S., Haryono, B., & Suhardi. (1989). Prosedur analisa untuk bahan makanan dan pertanian. Yogyakarta, Indonesia: Liberty.

Sudarmadji, S., Haryono, B., & Suhardi. (1997). Prosedur analisa untuk bahan makanan dan pertanian (Edisikemp). Yogyakarta, Indonesia: Liberty.

Sugik. (2014). Mengenal Kue-kue Indonesia. Jakarta, Indonesia: Kriya Pustaka.

Trimulyono, H. (2008). Penerimaan konsumen terhadap minyak goreng curah yang difortifikasi vitamin A. http://repository.ipb.ac.id

Ulfah, D. (2015). Pengaruh penggunaan jenis gula terhadap kualitas kue kembang goyang tepung kacang hijau. In Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

Wagiyono. (2003). Menguji Kesukaan Secara Orgnoleptik (p. 36). Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.Departemen Pendidikan Nasional.

Winarno, F. G. (1986). Kimia pangan dan gizi. Jakarta, Indonesia: Gramedia Pustaka Utama.

Winarno, F. G. (1997). Kimia pangan dan gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama.

Yahyono, S. S. (2003). Kue kering & snack khas indonesia. Jakarta, Indonesia: Gramedia Pustaka Utama.

Yusrin & Mukaromah, A. H. (2010). Proses hidrolisis dengan variasi asam pada pembuatan ethanol. Prosiding Seminar Nasional UNIMUS, 20–25.

Downloads

PlumX Metrics

Published

2021-08-31

How to Cite

Nurcahyani, D., Widanti, Y. A., Suhartatik, N., & Nuraini, V. (2021). PERUBAHAN TINGKAT KESUKAAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK KEMBANG GOYANG SELAMA PENYIMPANAN. JITIPARI (Jurnal Ilmiah Teknologi Dan Industri Pangan UNISRI), 6(2), 52–63. https://doi.org/10.33061/jitipari.v6i2.5292

Issue

Section

Artikel

Most read articles by the same author(s)

<< < 1 2 3 4 > >>