PERSEPSI PENUMPANG KERETA API PERINTIS BATARA KRESNA PERCEPTION OF PASSENGER’S BATARA KRESNA PIONEER TRAIN
Abstract
Untuk mengaktifkan kembali jalur kereta api lintas Wonogiri, serta untuk mendongkrak sektor perekonomian dan sektor pariwisata, pemerintah kota Surakarta melalui dinas perhubungan kota Surakarta berkerjasama dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) dalam pengadaan kereta api perintis Batara Kresna yang melayani rute perjalanan sepanjang 37 kilometer dari stasiun keberangkatan awal Purwosari Surakarta hingga stasiun akhir Wonogiri. Eksistensi kereta api perintis Batara Kresna melahirkan persepsi orang-orang yang pernah menggunakan jasa layanan transportasinya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsi dan menganalisis persepsi penumpang kereta api perintis Batara Kresna. Menggunakan metode penelitian desktiptif kualitatif, pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumentasi, observasi, dan wawancara yang dilaksanakan secara insidental. Dalam mendeskripsikan dan menganalisis data, menggunakan teori persepsi dari Deddy Mulyana yang terdiri dari tiga indikator yaitu sensasi, atensi, dan interprestasi. Batara Kresna merupakan salah satu kereta api perintis yang memiliki tarif yang murah dengan fasilitas dan pelayanan yang baik, ditambah kereta api tersebut melintasi jalur rel yang unik, satu-satunya jalur rel kereta api aktif di Indonesia yang bersandingan dengan jalan protokol Slamet Riyadi. Dikarenakan jalur rel yang unik, hingga saat ini masih terjadi gangguan saat perjalanan berlangsung. Meskipun demikian, kereta api perintis Batara Kresna dianggap membantu tidak hanya bagi penumpangnya saja, namun juga bagi warga yang tinggal di sekitar stasiun pemberhentian kereta api perintis Batara Kresna.
Kata kunci : Persepsi, sensasi, atensi, interprestasi