Peran Komunikasi Internal Organisasi dalam Mendukung Kinerja (Study Kasus di Internal Bagian Humas Pemerintah Kota Surakarta)
Abstract
ABSTRAK
Komunikasi internal organisasi merupakan proses komunikasi yang terjadi disuatu kantor dan hanya melibatkan orang-orang yang menjadi bagian internal suatu organisasi perkantoran. Keterbukaan komunikasi internal sangat diperlukan dalam menjalankan dan menginformasikan sebuah tugas agar terjadi kelancaran dalam bekerja dan meningkatkan kedisiplinan serta tanggung jawab karyawan pada pekerjannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran komunikasi internal organisasi dalam mendukung kinerja karyawan di Bagian Humas Pemerintah Kota Surakarta.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini Komunikasi Internal organisasi dari Pace & Faules yaitu komunikasi vertikal ke atas dan ke bawah, dengan menggunakan pendekatan kualitatif, teknik pengumpulan data dilakukan secara purposive sampling dengan wawancara mendalam pada sumber informan Kepala Bagian Humas dan Protokol, Kepala Sub Bagian Humas dan karyawan Humas yang dianggap memenuhi kriteria sebagai informan. Teknik analisis data menggunakan metode analisis interaktif yang dikembangkan oleh Mathew B. Miles, A. Michael Huberman dan Johny Saldana selama proses kegiatan dilakukan dengan tiga hal yaitu Kondensasi Data, Penyajian Data dan Penarikan Kesimpulan.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, komunikasi internal memberikan kontribusi besar dalam mendukung kinerja karyawan di Bagian Humas Pemerintah Kota Surakarta. Komunikasi vertikal, pimpinan dengan karyawan, karyawan dengan pimpinan berjalan dengan baik dan terbuka. Baiknya komunikasi internal organisasi tersebut karyawan dapat mengetahui, peraturan, dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh pimpinan. Karyawan dapat memperoleh informasi berkaitan dengan pekerjaan secara cepat, jelas, mudah dipahami, mendorong motivasi karyawan, karyawan menjadi disiplin masuk dan pulang kantor sesuai peraturan, mengumpulkan tugas tepat waktu, tanggung jawab pada pekerjaanya serta karyawan memperoleh kesempatan untuk menyatakan saran pada pimpinan tentang berbagai hal yang berhubungan dengan pekerjaannya yang disampaikan secara langsung dengan sopan walaupun masih ditemui adanya karyawan yang memiliki beberapa hambatan psikologis yaitu merasa malu, kurang percaya diri dalam berkomunikasi secara langsung, beranggapan pimpinan tidak dapat menerima apa yang diungkapkan berkaitan dengan sarannya, kurang disiplin masuk dan pulang kantor, kurang tepat waktu dalam mengumpulkan tugas serta kurang tanggung jawab pada pekerjaannya. Hal ini bukan karena kemampuan yang dimiliki, melainkan karena memiliki motivasi yang rendah dan urusan keluarga sehingga mendapatkan teguran tertulis dari pimpinan.
Kata Kunci: Komunikasi Internal, Organisasi, Kinerja