Penyuluhan Advokasi Hak Asasi Etnis Uyghur di Xinjiang dan Negara Suaka

Authors

  • Raisa Aribatul Hamidah Universitas Islam Batik Surakarta
  • Azhar Alam Universitas Muhammadiyah Surakarta
  • Muhamad Taufik Hidayat Universitas Muhammadiyah Surakarta
  • Muhammad Anas Universitas Muhammmadiyah Surakarta
  • Suranto Suranto Universitas Muhammadiyah Surakarta
  • Rizka Rizka Universitas Muhammadiyah Surakarta

DOI:

https://doi.org/10.33061/awpm.v5i2.5774

Abstract

Sebagai negara maju, China masih tidak terlepas dari masalah konflik internal. Salah satunya yaitu konfllik di Uyghur. Uyghur merupakan kelompok etnis minoritas yang sebagian besar beragama Islam, dan terutama berbasis diwilayah Xinjiang, di barat laut China. Berdasarkan sejarahnya, konflik ini dipicu ketimpangan ekonomi, ketidakpuasan, ketidakadilan, dan kekerasan yang secara simultan bergulir di Xinjiang. Dimana Etnis Uyghur muslim mengalami perseteruan dengan pemerintah otoritas China. Universitas Muhammadiyah Surakarta melihat perlunya advokasi hak-hak etnis Uyghur di Xinjiang dan negara-negara suaka. Advokasi dan edukasi ini bertujuan untuk menambah kesadaran masyarakat khususnya masyarakat Indonesia untuk melakukan aksi nyata dalam membela etnis Uyghur. Kegiatan ini diikuti oleh 117 peserta dari berbagai kalangan usia dari Indonesia dan India. Peserta memiliki antusiasme yang tinggi ditunjukkan dengan adanya dialog atau interaksi berupa pertanyaan yang disampaikan oleh peserta. Kegiatan ini menyimpulkan pentingnya peran semua pihak yang peduli terhadap hak asasi manusia untuk berperan aktif dan mendukung terwujudnya keadilan bagi etnis Uyghur.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Creveld, M. Van. (1991). Transformation of War. Free Press.

Dewi, N. R., Irsyad, M., Mufarikhin, & Feriansyah, A. M. (2019). Dinamika Kemanusiaan Etnis Uyghur di Cina. Ijtimaiya : Journal of Social Science Teaching, 3(1), 86–95.

Finnegan, C. (2020). The Uyghur Minority in China: A Case Study of Cultural Genocide, Minority Rights and the Insufficiency of the International Legal Framework in Preventing State-Imposed Extinction. Laws, 9(1), 1. https://doi.org/10.3390/laws9010001

Hastings, J. V. (2011). Charting the course of Uyghur unrest. China Quarterly, 208, 893–912. https://doi.org/10.1017/S0305741011001056

Holder, R. (2020). On the interrelatedness of human rights, culture and religion: considering the significance of cultural rights in protecting the religious identity of China’s Uyghur minority. International Journal of Human Rights, 0(0), 1–22. https://doi.org/10.1080/13642987.2020.1725487

Ismira, A., & Tennang, A. A. (2019). Xinjiang Human Right Violation And Radicalism Issues : A Development Inequality Framing. MANDALA Jurnal Hubungan Internasional, 2(1), 22–44.

Jafarynejad, B. I. (2010). Economic Incentives Preempt Independence Movements : A Case Study of the Xinjiang Uyghur Autonomous Region in China. Topical Research Digest : Human Rights in China, 84–94.

Mahmut, D. (2019). Controlling Religious Knowledge and Education for Countering Religious Extremism – Case study of the Uyghur Muslims in China. FIRE: Forum for International Research in Education, 5(1), 22–43. https://doi.org/10.32865/fire201951142

Putri, L. G. S., & Gerung, R. (2006). Hak Asasi Manusia : Teori Hukum dan Kasus. Filsafat UI Press.

Raza, Z. (2019). China’S ‘Political Re-Education’ Camps of Xinjiang’S Uyghur Muslims. Asian Affairs, 50(4), 488–501. https://doi.org/10.1080/03068374.2019.1672433

Saragih, M. F. (2015). Tinjauan Yuridis Pelanggaran Ham Terhadap Muslim [Universitas Sumatera Utara]. https://media.neliti.com/media/publications/164525-ID-none.pdf

Supriyadi, D. (2013). Hukum Internasional (Dari Konsepsi Sampai Aplikasi). Pustaka Setia.

The World Bank. (2016). World Development Indicators: Poverty Rates at National Poverty Lines. http://wdi.worldbank.org/table/1.1

Downloads

PlumX Metrics

Published

2021-11-01

How to Cite

Aribatul Hamidah, R., Alam, A., Taufik Hidayat, M., Anas, M., Suranto, S., & Rizka, R. (2021). Penyuluhan Advokasi Hak Asasi Etnis Uyghur di Xinjiang dan Negara Suaka. Adi Widya : Jurnal Pengabdian Masyarakat, 5(2), 170–177. https://doi.org/10.33061/awpm.v5i2.5774