SASTRA LESAN “SENI KENTRUNG”SEBAGAI MEDIA MENDONGENG UNTUK PENGEMBANGAN KARAKTER ANAK SD

Authors

  • Winarto Winarto

DOI:

https://doi.org/10.33061/j.w.wacana.v15i2.4031

Abstract

Kentrung art is a form of tembang in the form of lesan literature and is often used by the people of Blora Regency, in celebratory entertainment programs in the form of fairy tales or telling historical events, using flying music or tambourines played by 1 person, which is called dhalang Kentrung. The story in the Tayub show is told using kentrung media, namely singing the tembang alternately with fluency while playing the trebang and also with a variety of dance movements. Kentrung art can be used as a medium for storytelling so that it can be applied in order to educate the character of elementary school children. This research uses literature study methods and data techniques by conducting a study review of books, literature, notes, and reports that exist in problem solving. Lesan Kentrung literature, with the method of storytelling, through song lyrics can be done to elementary school students, by delivering material. Learning like this turns out to give results that can be fun and easy to memorize and follow than before with conventional methods. The final conclusion of the lesson, Sastra lesan elementary school children, are very effective and interested in students.

Keywords : Kentrung, Fairy Tales, Characters

 

ABSTRAK

Seni Kentrung merupakan bentuk tembang yang berupa sastra lesan dan sering digunakan masyarakat Kabupaten Blora, dalam acara hiburan hajatan yang berupa Dongeng atau menceritakan peristiwa sejarah, dengan menggunakan musik terbang atau rebana yang di mainkan oleh 1 orang, yang dinamakan dhalang Kentrung. Cerita  dalam pertunjukan Tayub dikisahkan menggunakan media Kentrung yaitu melantunkan tembang berselang-seling dengan gancaran sambil memainkan trebang dan juga dengan variasi gerak-gerak tari. Seni Kentrung dapat digunakan sebagai media mendongeng sehingga bisa diterapkan dalam rangka mendidik karakter anak Sekolah Dasar. Penelitian ini menggunakan metode studi Pustaka teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, litertur-literatur, catatan-catatan, dan laporanlaporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan. Sastra Lesan Kentrung,dengan metode mendongeng ,lewat syair tembang bisa dilakukan pada siswa Sekolah Dasar, dengan menyampaikan materi pelajaran. Pembelajaran seperti ini ternyata memberikan hasil yang bisa di senangi dan mudah di hafal dan di ikuti dari sebelumnya dengan metode yg konvensional. Kesimpulan akhir dari pembelajaran, Sastra lesan bagi anak SD ini, sangat efektif dan di minati  Siswa.

 Kata Kunci : Kentrung, Dongeng,  Karakter

References

Direktorat Kesenian dan Dewan Kesenian Jakarta, 1980.

Habsari, Z. (2017). Dongeng sebagai pembentuk karakter anak. Bibliotika: Jurnal Kajian Perpustakaan Dan Informasi, 1(1), 21-29.

Hadi Sarjono S. 2003. “Pedalangan Jemblung Banyumas”. Makalah Studi Perbandingan Teater Bertutur Jakarta:

Harwanto, D. C. (2018). Bentuk dan Struktur Kesenian Kentrung di Jepara. Resital, 19(1), 35-45.

Poerwadarminta, W.J. 1939. S. Baoesastra

Djawa. Batavia: JB. Wolters

Pramudya Ananta Toer. 1994. Cerita dari

Blora.Jakarta: Hasta Mitra.

Prawiroatmodjo. 1985. S. Bausastra Jawa –

Indonesia. Jakarta: Gunung Agung,

Slamet. 2003. Barongan Blora. Surakarta:

STSI Press.

Sri Rochana Widyastutieningrum. 1999.

“Tayub di Blora: Dilema Peranan

Perempuan dalam Pertunjukan” Makalah

Seminar pertunjukan Global dan

Globalisasi seni Pertunjukan di

Tirtagangga Karangasem, Bali,10-13

September.

Sukarno Budi Utomo. 2017. Mendongeng dalam Perspektif Pendidikan. Jurnal Pendidikan Anak. Vol 15, no 3. 180-187

Suripan Sadi Hutomo. 2001. Sinkretisme

Jawa Islam. Yogyakarta: Yayasan

Adikarya Ikapi dan Tahune Ford

Foundation.

Downloads

PlumX Metrics

Published

2020-08-31