PENERAPAN TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA TIKUS DI DESA JATEN, KECAMATAN JUWIRING, KABUPATEN KLATEN

Penulis

  • Supriyadi, Setya Nugraha, Yanuartono, Okid Parama Astirin & Suparni Setyowati Rahayu

Abstrak

Salah satu kendala yang dihadapi petani di Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten dalam meningkatkan produksi padi adalah serangan hama tikus sawah (Rattus argentiventer. Serangan tikus sering menyebabkan petani gagal panen, sehingga banyak lahan yang saat ini dibiarkan bera. Pengendalian tikus yang dilakukan petani saat ini yakni dengan rodentisida dan atau dengan gropyokan, masih belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Pengendalian tikus dengan Trap barrier system (TBS) dan Burung Hantu (dengan pemasangan Rubuha) adalah teknologi pengendalian tikus yang efektif dan ramah lingkungan, namun belum banyak dikenal petani. Oleh karena itu, kedua teknologi pengendalian tikus tersebut diterapkan melalui kegiatan ini. Penyuluhan/ pendampingan dan praktik lapangan/demplot dipilih dalam kegiatan ini. Sepuluh unit Rubuha dan satu unit TBS telah dipasang pada bulan Juli-Agustus 2019 dan terus dipantau dan dievaluasi dampaknya. Tanggapan masyarakat, khususnya anggota Kelompok Tani Rejeki Agung terkait penerapan teknologi tersebut sangat antusias. Hampir semua anggota kelompok tani hadhir dalam penyuluhan terkait penerapan teknologi tersebut. Dalam kegiatan tersebut hadhir pula pimpinan wilayah kecamatan Juwiring, karena pemasangan Rubuha di Desa Jaten adalah yang pertama di kecamatan Juwiring. Perangkap bubu yang dipasang pada TBS, mampu menangkap antara 1-18 ekor tikus per malam pemasangan. Sementara itu Rubuha yang dipasang telah digunakan sebagai tempat bertengger saat mengincar dan memangsa tikus (mangsa) di sawah dan satu unit rubuha telah dihuni.
Kata Kunci : Tikus, Burung hantu, Trap barrier system, Rubuha,

Referensi

Astuti-K,R.,Mangoendihardjo, S., Wagiman, F.X. & Djuwantoko. 2004. Tipe hunian dan jenis mangsa Burung serak, Tyto alba Javanica pada ekosistem perwawahan. Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia, 10 (2):97-105.

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan. 2010. Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2010. Jakarta. http://tanamanpangan.pertanian. go.id/assets/front/uploads/document/laporan tahunan ditjen TP Tahun 2010.pdf. Diakses pada 25 Agustus 2019

Htwe, N.M., Singleton, G.R., Hinds, L.A., Propper, C.R, Sluydts,V. 2012. Breeding ecology of rice field rats, Rattus argentiventer and R. tanezumi in lowland irrigated rice systems in the Philippines. Agriculture, Ecosystems and Environment, 161: 39-45.

Herawati, N.A & Sudarmaji. 2007. Dampak implementasi TBS dalam menurunkan populasi tikus sawah di Karawang, Jawa Barat. Apresiasi Hasil penelitian Padi 2007.http://www.litbang.pertanian.go.id/special/padi/bbpadi_2008_p2bn1_32.pdf. Diakses pada 25 Agustus 2019

Jacob, J., Brown, P.R. Aplin, K.P. & Singleton, G.R. 2002. Ecologically-based management of pest rodents in rice-based agro-ecosystems in southeast Asia. Proceedings of the Vertebrate Pest Conference, 20(20). https://escholarship. org/uc/item/4gp1x712. Diakses pada 5 September 2019

Kalshoven, L.G.E. 1981. Pests of crops in Indonesia. Revised and translated P.A. van Der Laan. Jakarta: PT. Ichtiar Baru-Van Hoeve.

Martin, J.M. 2009. Are barn owls (Tyto alba) biological controllers of rodents in the everglades agricultural area?. A Dissertation Presented to the Graduate School of The University of Florida. http://etd.fcla.edu/UF/UFE0022175/ martin_j.pdf. Diakses pada 5 September 2019

Miller W, R.,Stuart, A.,Joshi, R., Banks, P.&Singleton, G. 2008. Biology and management of rodent communities in complex agroecosystems - rice terraces. https://www.researchgate.net/publication/221671503. Diakses pada 6 September 2019

Republika.co.id. 2012. Klaten tabuh gendering perang melawan tikus https://nasional.republika.co.id/berita/mdvmmp/. Diakses pada 25 Agustus 2019.

Setiabudi, J., Izzati, M. & Kismartini. 2015. Analisis prioritas kebijakan pemanfaatan burung hantu (Tyto alba) sebagai pengendalian hama tikus sawah yang ramah lingkungan di Kabupaten Semarang. Indonesian Journal of Conservation, 04 (1): 67-73.

Simatupang, B. (tth). Pemanfaatan burung hantu (Tyto alba) sebagai predator tikus. Balai Penyuluh Pertanian Jambi. www.bppjambi.info/dwnpublikasi.asp?id=181, diakses pada: 23 Maret 2019.

Sodiq, M., Wilujeng & Sutoyo. 2017. Tanggapan petani terhadap pemasangan gupon burung hantu di Kecamatan Mojoanyar-Kabupaten Mojokerto. Jurnal Agribest, 01 (01): 89-93.

Suaramerdekasolo.com. 2019. Desa di Klaten ini Khusus Membeli Tikus Hasil Gropyokan Petani (Jun 23, 2019) (https://suaramerdekasolo.com/2019/06/23/. diakses pada 25 Agustus 2019.

Sudarmadji.2007. Struktur umur populasi tikus sawah. http://www.litbang. pertanian.go.id/special/padi/bbpadi_2008_p2bn1_30.pdf. Diakses pada 26 Agustus 2019.

Sudarmaji & Anggara, A.W. 2006. Pengendalian tikus sawah dengan sistem bubu perangkap di ekosistem sawah irigasi. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan, 25 (1):57-65.

Sudarmaji, Jacob, J. Subagja J., Mangoendihardjo, S. & Djohan, T.S. 2007. Karakteristik perkembangbiakan tikus sawah pada ekosistem sawah irigasi dan implikasinya untuk pengendalian. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan, 26 (2): 93-99

Diterbitkan

2019-10-12