PENYULUHAN BUDIDAYA BELUT YANG EFEKTIF DAN PROSPEKTIF PADA LAHAN KERING DI DESA DONOYUDAN, KECAMATAN KALIJAMBE, KABUPATEN SRAGEN

Authors

  • Priyono Priyono

Abstract

Kebanyakan belut tidak suka berenang dan lebih suka bersembunyi di dalam lumpur. Habitat belut yang baik:1). Secara klimatologis tidak membutuhkan kondisi yang spesifik (bisa di dataran rendah atau tinggi, curah hujannya tinggi atau rendah). 2). Memerlukan kualitas air dan tanah yang baik dan bersih, terhindar dari bahan kimia beracun; 3). Suhu ideal 25 – 31 °C; 4). Bibit belut muda (berukuran 1-2 cm) memerlukan kondisi air yang lebih baik, bening dan kaya akan oksigen. Belut dewasa tidak terlalu memilih jenis air. Tujuan pengabdian untuk memotivasi dan memberikan pengetahuan penting serta secara luas dan komprehensip kepada masyarakat menyangkut sifat-sifat tanah, produktivitas tanah, pemanfaatan dan pengelolaan tanah serta diversifikasi usaha pertanian melalui budidaya belut yang efektif dan prospektif pada lahan kering.
Hasil berupa Materi penyuluhan tentang penerapan budidya belut yang efektif menyangkut penjelasan teori dan praktek / pelatihan, diskusi, penugasan, pendampingan di lapangan kepada peserta / anggota kelompok tani meliputi cara-cara / tahapannya: a. penyiapan bahan, alat dan tempat; b. penebaran bibit belut; c.pemeliharaan; d.pengamatan pertumbuhan hasil budidaya belut; e.kriteria dan cara panen kegiatannya berupa Penangkapan belut, Pengukuran tubuh belut antara lain lingkar tubuh, panjang tubuh, berat rata-rata bibit per ekor, penimbangan berat belut tiap kolam.
Persiapan dan kegiatan budidaya belut: a). Persiapan sarana produksi berupa jenis kolam antara lain: 1). kolam induk / kolam pemijahan, 2). kolam pendederan (untuk benih belut berukuran 1-2 cm), 3). kolam belut remaja (untuk belut ukuran 3-5 cm), 4). kolam pemeliharaan belut konsumsi (terdiri 2 tahapan yang masing-masing dibutuhkan waktu 2 bulan) yaitu untuk pemeliharaan belut ukuran 5-8 cm sampai menjadi 15 - 20 cm dan pemeliharan belut dengan ukuran 15 - 20 cm hingga menjadi ukuran 30 - 40 cm; b). Media dasar kolam terdiri dari bahan-bahan organik seperti pupuk kandang, sekam padi dan jerami padi. Caranya kolam yang masih kosong untuk lapisan pertama diberi sekam padi setebal 10 cm, di atasnya ditimbun dengan pupuk kandang setebal 10 cm, lalu diatasnya lagi ditimbun dengan ikatan-ikatan merang atau jerami kering. Setelah tumpukan-tumpukan bahan organik selesai dibuat (tebal seluruhnya sekitar 30 cm), berulah air dialirkan kedalam kolam secara perlahan-lahan sampai setinggi 50 cm (bahan organik + air); c). Kemudian media tersebut dibiarkan beberapa saat agar menjadi lumpur sawah; dan d).setelah itu belut-belut dapat ditebarkan ke dalam kolam, pemeliharaan (pemberian pakan, pengendalian hama & penyakit), panen dan pasca panen.
Kata kunci: Penyuluhan, budidaya belut, efektif, lahan kering

References

Pengembangan TTG LPPM UNIBA Ska.Th.2010.

..........2014. Pengembangan Budidaya Belut Yang Efektif Pada Kolam Terpal Bertingkat Dengan Media Berlapis. Laporan Pengembangan TTG LPPM UNISRI Ska.Th.2014.

Roy, R.2006.Petunjuk Prkatis Beternak Lele.Agromedia Pustaka.Jkt.

Sarwono, B.2005.Seri Agribisnis Budidaya Belut & Sidat. Penebar Swadaya. Jkt.

Sundoro, RMS.2003.Belut (Budidaya&Pemanfaatannya).Agromedia Pustaka.Jkt.

Ekspor Belut Hidup Masih Prospektip (Wawancara Solopos).Espos 13 Pebruari 2005.PT Aksara Solopos.Griya Solopos. Solo

Yuanita & Soegeng Hadi. 2012. Untung Besar Budidaya Belut di Kolam Terpal & Kolam Tong. Pinang Merah Publisher. Ygy.

Downloads

PlumX Metrics

Published

2019-10-12