PEMANFAATAN MUSUH ALAMI UNTUK MENGENDALIKAN HAMA ULAT TEMBAKAU
Abstract
Kabupaten Jember telah lama dikenal sebagai sentra penghasil komoditi tembakau cerutu (Naa Oogst) dengan kualitas ekspor di dunia. Pada umumnya untuk menghasilkan tembakau kualitas ekspor, maka daun tembakau Naa Oogst harus bersih, halus dan bentuknya tidak boleh ada cacat sedikitpun. Jika daun berlubang sedikit saja maka sudah tidak bisa diterima di pasar ekspor. Kendala yang banyak dihadapi petani dalam budidaya tembakau Naa Oogst ini adalah adanya serangan ulat yang dapat merusak kualitas daun tembakau. Ulat pada umumnya merusak tanaman tembakau dengan memakan daun tembakau, sehingga daun akan berlubang-lubang. Hal ini tentu akan menyebabkan kualitas daun tembakau akan turun menjadi filler (kualitas rendah) dengan harga yang rendah. Pengendalian ulat yang sering digunakan petani yaitu penyemprotan dengan pestisida kimia. Penggunaan pestisida kimia tersebut pada akhir-akhir ini cenderung belum menampakkan hasil yang memuaskan dan petani pada umumnya akan menambah dosis dan frekuensi penyemprotan agar menjadi efektif. Hal ini menyebabkan residu pestisida pada tembakau semakin meningkat sehingga banyak tembakau yang ditolak dipasar internasional. Pada saat ini persyaratan tembakau untuk kualitas eksport semakin ketat dan harus sesuai dengan standart dari CORESTA ( Cooperation Center for Scientific Research Relative To Tobacco). Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi petani agar mengurangi penggunaan pestisida kimia yang berlebihan. Salah satu alternatifnya yaitu menggunakan teknik pengendalian yang lebih ramah lingkungan yaitu menggunakan Agen Hayati. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa aplikasi predator dan jamur pathogen serangga dapat membantu mengendalikan hama ulat daun. Petani mampu memproduksi sendiri musuh alami untuk mengendalikan hama ulat daun yang menyerang tembakau.
Kata-kata kunci: Musuh alami, Hama Ulat, Tembakau