HASIL PENANAMAN KEDELAI (Glycine max L, Merill) Dalam TANAH YANG DIBERI ABU VULKANIK MERAPI dan EFFECTIVE MICROORGANISM (EM 4)
DOI:
https://doi.org/10.33061/innofarm.v13i2.980Abstract
Abu vulkanik dari letusan gunung Merapi merupakan material yangmengandung unsur Silika (Si O2) 54,56%, beserta mineral lain, dan bersifat asam.
EM 4 atau Effective Microorganism 4 mengandung 26 species bakteri berperan
dalam menguraikan dan mempersubur tanah. Tanaman kedelai dicobakan dalam
penelitian ini karena memiliki beberapa keunggulan. Penelitian menggunakan abu
vulkanik 50, 75 dan 100 gram tiap polibag dikombinasi dengan Effective
Microorganism 4 volume 10 ml, 20 ml dan 30 ml dan perlakuan tanpa EM 4. Hasil
pengamatan menunjukkan bahwa tanaman kedelai tumbuh terus hingga umur 8
minggu, tetapi pemberian abu vulkanik 100 gram menghambat pertumbuhan.
Kedelai mulai berbunga pada umur 45-52 hari, normalnya umur 30-32 hari. Abu
vulkanik lebih dari 75 gram akan mengganggu terbentuknya buah polong. Semakin
banyak EM 4 yang diberikan menyebabkan buah polong yang terbentuk lebih berat.
Abu vulkanik 50 gram sudah mengurangi hasil biji. Rendahnya hasil karena pH
media tanam 5,0-5,6. Kadar air biji kedelai pada saat panen masih menunjukkan
batas normal yaitu 17-28%.
Kata kunci: abu vulkanik, Effective Microorganism 4, kedelai
Downloads
Published
2015-06-26
Issue
Section
Artikel
License
Authors who publish this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors can separately make additional contractual arrangements for non-exclusive distribution published by the journal (e.g., publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are allowed and encouraged to send their work via online (e.g., in the institutional repositories or their website) after published by the journal.