PERTUMBUHAN DAN HASIL PENANANAM KEDELAI (Glycine max L. Merrill) VARIETAS GROBOGAN DAN ANJASMORO AKIBAT KEKERINGAN DI SIDOHARJO, KABUPATENWONOGIRI

Authors

  • Sumarmi & Kharis Triyono

DOI:

https://doi.org/10.33061/innofarm.v20i2.2555

Abstract

Salah satu penghasil kedelai di Kabupaten Wonogiri adalah Kecamatan Sidoharjo. Penelitian ini bertujuan untuk membuat analisis pertumbuhan dan hasil penanaman kedelai kultivar Grobogan dan Anjasmoro akibat kekeringan di desa Mojoreno, Kecamatan Sidoharjo. Penanaman dilakukan di lahan sawah luas 300 meter persegi, sesudah selesai bertanam padi. Selama kedelai tumbuh, bulan Juni sampai panen September 2018 tidak pernah terjadi hujan dan tidak ada hujan kiriman. Hasil pertumbuhan kedelai berdasarkan tinggi tanaman yang diukur mulai umur 3 minggu sampai 9 minggu menunjukkan rerata 34,83 cm untuk kultivar Grobogan dan 32,48 cm untuk kultivar Anjasmoro. Pada kondisi normal kedelai bisa tumbuh hingga 50-60 cm. Jumlah anak daun kedelai hanya 18 lembar pada kultivar Grobogan dan 17 lembar pada kultivar Anjasmoro. Bunga kedelai tetap terbentuk, meskipun tumbuh dalam kondisi tanah kering dan jumlahnya mencapai 26 pada kultivar Grobogan dan 35 pada kultivar Anjasmoro. Akibat kekeringan menyebabkan banyak bunga gugur dan gagal menjadi buah polong. Penyusutan hasil panen dihitung dari berat awal benih yang ditanam: Grobogan susut hingga 52%, sedangkan Anjasmoro turun hingga 39%. Kedelai kultivar Anjasmoro lebih tahan kekeringan dibandingkan kultivar Grobogan.
Kata kunci: kedelai, kekeringan, kultivar Grobogan, Anjasmoro

Published

2019-01-09

Issue

Section

Artikel