IMPLEMENTASI NILAI-NILAI BUDAYA JAWA MELALUI AJARAN KEPEMIMPINAN MANGKUNEGARA

Penulis

  • Siti - Supeni

Abstrak

ABSTRAK Peran pemimpin jaman dulu sebagai patron yang paternalistik mempunyai sifat ngayomi (melindungi), membangun keselarasan hubungan, tuladha (contoh), bersifat humanis. Pada saat sekarang jaman telah bergeser, sejalan dengan konsep Kaizen (dalam Sudarwan Danim, 2005:7-9) perubahan-perubahan kecil yang bersifat kontinu menghasilkan produk dan pelayanan pendidikan, cenderung berubah sebagai inovator, motivator, dinamisator selalu mengikuti perkembangan jaman serba modern diatur oleh peraturan birokrasi, sehingga pengetahuan kognitif yang dikejar sekolah. Permasalahannya bagaimana upaya melestarikan nilai-nilai kepemimpinan budaya Jawa sebagai kepribadian dan jati diri bangsa Indonesia? Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mendeskripsikan tentang implementasi nilai-nilai budaya Jawa melalui ajaran kepemimpinan Mangkunegara di Surakarta, ditulis melalui studi Pustaka pada Reksa Pustaka Mangkunegaran, dilengkapi dengan studi deskreptif kualitatif dan naratif tertuang dalam pesan moral, wasiyat dan ajaran-ajaran yang telah diciptakan oleh Mangkunegara I, dan Mangkunegara IV. Kesimpulannya pemimpin bisa berperan: (1) memimpin, (2) menjadi guru, (3) menjadi hakim, (4) menjadi suri tauladan, dan (5) menjadi bapak/ibu. Kata Kunci: Ajaran, Nilai-nilai, Kepemimpinan Mangkunegara. The Implementation Javanese Cultural Values by Teaching Leadership of Mangkunegara Siti Supeni Civics Program - Faculty of Teacher Training and Education Slamet Riyadi University of Surakarta ABSTRACT
The role of the leader was a paternalistic patron that had characters namely ngayomi (to protect), to build harmonious relations, tuladha (to give example), and to have a respect in to human (humanist). However, in this era it has changed, in line with the concept of Kaizen (in Sudarwan Danim, 2005:7-9), that is small continuous changes with the effort to provide products and services educational. A leader is an innovator, motivator, dynamisator that will always follow modern era regulated by cognitive knowledge bureaucracy required by school. The problem is how to keep the values of Javanese cultural leadership as a personality and identity of the Indonesian nation? The aim of article it is to describe the implementation of
Volume XXV No. 2 Februari Tahun 2013 255
Javanese cultural value through Mangkuneran Leadership in Surakarta, written from library studi at Reksa Pustaka Mangkunegaran Library, and descriptive qualitative study of leadership values contained in the moral message of Mangkunegara, wills and teachings that have been created by Mangkunegara I, and Mangkunegara IV. In conclusion, the leaders can play as a: (1) leader, (2) the teacher, (3) a judge, (4) to bea good example,and (5) a father/mother.

##submission.downloads##

PlumX Metrics

Diterbitkan

2013-08-01

Terbitan

Bagian

Artikel