STUDI PEMBUATAN KARAK TANPA BORAKS DI DESA MOJOPURO-WONOGIRI

Authors

  • Nanik Suhartatik & Yustina Wuri Wulandari

Abstract

Karak merupakan bagian dari kuliner Solo yang hampir tidak dapat dipisahkan dari makanan setiap hari. Karak biasanya dibuat dari nasi yang sudah basi, tetapi karak sekarang diproduksi dengan nasi yang masih baru. Karak merupakan warisan jaman nenek moyang yang dibuat dengan menggunakan bahan tambahan yang disebut dengan “bleng” atau “cethithet” atau “obat puli”. Dimana nama-nama itu adalah nama lain dari boraks. Selain berfungsi sebagai pengawet, boraks juga ditambahkan untuk meningkatkan kerenyahan dan pengembangan kerupuk saat proses penggorengan. Guna menunjang program ketahanan pangan, maka mulai digalakkan pangan aman dan sehat sebagai langkah kecil. Dalam hal ini, tim pengabdian kepada masyarakat LPPM UNISRI Surakarta mengadakan pelatihan pembuatan karak bebas boraks di Desa Mojopuro, Wonogiri, Jawa Tengah. Desa Mojopuro dikenal sebagai daerah penghasil karak. Peran boraks digantikan dengan penggunaan tepung tapioka sebagai perekat, pengembang, dan sekaligus pembentuk tekstur. Penggunaan STPP (Sodium tri Polyphosphate) dirasa kurang tepat karena kegunaan STPP sebenarnya adalah pengembang dan pengenyal. STPP lebih tepat digunakan sebagai bahan tambahan pada proses pembuatan bakso atau cilok.
Kata kunci: karak, boraks, STPP, Wonogiri

PlumX Metrics

Published

2018-12-11